Senin, 23 Maret 2015

Kesehatan Mental Tugas 1



Sejarah Kesehatan Mental
Sejarah perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental . Dengan kesehatan mental ini kita dapat bandingkan dengan mata uang yang mempunyai dua sisi yang di sisi satunya sakit dan yang di sisi satunya lagi baik . Di sisi ini dapat dilihat kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50 .

Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu (1) Sifat dari masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi merasa ketakutan. (2) Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan banyak kemajuan yang sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit mental dapat dipahami secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di jaman prasejarah pun manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik fisik maupun gangguan gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat perawatan-perawatan untuk penyakit gangguan mental yaitu : menggosok,menjilat,mengisap dan memotong.

Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hiduo bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.

Gangguan mental Tidak Dianggap Sebagai Sakit
Pada tahun 1600 dan sebelumnya , orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan terhadap masyarakat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karna mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya.

Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan dimana pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
- Akibat kekuatan supranatural
- Dirasuk oleh roh atau setan
- Dianggap kriminal karna memiliki derajad kebinatangan yang lebih besar
- Dianggap sakit

Tahun 1692 mendapatkan suatu pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena shir atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.

Gangguan Mental Dianggap Sebagai Sakit
Tahun 1724 pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.

Tahun 1812 , Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu yang menangani masalah penanganan secara mental. Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul menangani pasien sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh penanganan dirumah sakit jiwa merupakan hal ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. 

Melawan Diskriminasi Terhadap Gangguan Mental
Dunia medis memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman mengenai gangguan mental. Dunia medis memandang penderita gangguan mental sebagai betul mengalami sakit. Dunia medis melihat sakit mental sebagai berakar dari sakit ketubuhan terutama otak.

Ilmu perilaku yang semakin berkembang juga memberikan pemahaman tersendiri mengenai gangguan mental. Berdasarkan pandangan ini penderita gangguan mental dimaknai sebagai ketidakmampuan mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang sesuai dengan realitanya.

Konsep Sehat
DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas daripenyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947)Definisi Sehat Dalam Keperawatan Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender (1982))Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces)yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.Self care Resoureces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkan fungsi psicososial da piritual.(Paune (1983) Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosialdan ekonomi (UU No.23,1992)
CIRI-CIRI SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagimereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagikelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Aspek-aspek pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:
1.Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2.Istirahat yang cukup
3.Olah Raga yang teratur
4.Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5.Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.


Perbedaan Konsep Barat Dan Konsep Timur


               Perbedaan antara konsep barat dengan konsep timur dipengaruhi oleh kebudayaannya. Akibat dari itu terdapat perbedaan pandangan mengenai kesehatan mental. Seiring dengan kemajuan IPTEK membuat relasi antar manusia semakin mendunia, sehingga sekarang ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan system pengobatan antara kedua kebudayaan. Secara umum konsep tersebut memiliki perbedaan dalam memandang kesehatan mental. Perbedaan yang jelas terlihat:
-        Konsep Timur:
Lebih mementingkan keselarasan, tidak memisahkan mind and body, tidak fragmentaris dan tidak analitis, namun kelemahannya sukar ditarik operasionalisasi dan kejelasan konsepnya.
-       Konsep Barat:
Tidak memudahkan bagi usaha-usaha prikoterapis seperti yang dikenal pada dunia Ilmiah.
     
            Ada pula perbedaan antara model barat dan timur. Perbedaan model barat dengan model timur antara lain:
-        Model Barat
Lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang  sangat dipengaruhi oleh dominasi medis.
  •  Model Biomedis (Fruend, 1991) 
                        Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari
            tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkemb biologi, penyakit dan kesehatan
            semata-mata dihubungkan dengan tubuh saja. Semboyan: “Men Sana In 
            Corpore Sano”. Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991)
     Terhadap perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit
      diyakini berada pada satu bagian tubuh tertentu.
-        Penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh.
-        Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial
      dapat diidentifikasi.
-        Tubuh seperti sebuah mesin.
-        Tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
  •   Model Psikiatris (Helman, 1990)
                    Dibawah ini penggunaan berbagai model untuk menjelaskan
            penyebab gangguan mental.
-    Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.
-    Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman.
-    Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan-kemungkinan
                                  lingkungan.
-    Model sosial: menekankan gangg dalam konteks performansnya.
  •   Model Psikosomatis (Tamm, 1993)
           Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis. Dipelopori oleh
            Helen Flanders Dunbar (1930-an). Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan
            oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis
            yang tidak disertai oleh simtom somatik. Penyakit berkembang melalui
            saling terkait secara berkesinambungan antara faktor fisik dan mental yang
            saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.

~       Model Timur
Timur lebih bersifat holistik (Joesoef, 1990) yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit. 
  • Holistik sempit
          Organisme manusia dilihat sebagai suatu sistem kehidupan yang semua
          komponennya saling terkait dan saling tergantung.
  • Holistik luas
          Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem-sistem yang lebih
          luas, dimana organisme individual berinteraksi terus menerus dengan
          lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi
          juga bisa mempengaruhi dan mengubah lingkungan.


Sumber Pustaka
-          Fakhrurrozi, M. Kesehatan Mental. Powerpoint KesMen
-     Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
-      Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.