1. Definisi
Analisis transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat
digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam
terapi kelompok. Analisis transaksional berbeda dengan terapi lainnya karena
merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional. Analisis transaksional
berfokus pada putusan-putusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan
kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru. Analisis transaksional
menekankan aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada
peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru
dan mengubah cara hidupnya.
Pendekatan ini
dikembangkan oleh Eric Berne, berlandaskan teori kepribadian yang berkenaan
dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu
kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang
tua, orang dewasa dan anak. Teori Berne, menggunakan beberapa kata utama dan
menyajikan suatu kerangka yang bisa dimengerti dan dipelajari dengan mudah.
Kata-kata utamanya adalah orang tua, orang dewasa, anak, putusan, putusan
ulang, permainan, skenario, pemerasan, dicampuri, pengabdian dan ciri khas.
2. Pandangan Utama
Terapi Transaksional
Analisis transaksional berakar pada
suatu filsafat yang antidetermenistik serta menekankan bahwa manusia sanggup
melampaui pengkondisian dan pemerograman awal. Disamping itu, analisis
transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang sanggup memahami
putusan-putusan masa lampaunya serta orang-orang mampu memilih untuk memutuskan
ulang. Analsisis transaksional meletakan kepercayaan pada kesanggupan individu
untuk tampil diluar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan
tingkah laku baru. Meskipun percaya bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk
memilih, Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan
perlunya menjadi otonom. “manusia dilahirkan bebas tetapi satu hal paling
pertama yang dipelajari adalah berbuat sebagaimana diperintahkan dan dia menghabiskan
sisia hidupnya dengan bebrbuat seperti itu. Jadi, penghambaan diri yang pertama
dijalani adalah penghambaan pada orang tua. Dia menuruti perintah-perintah
orang tua untuk selamanya, hanya dalam beberapa keadaan saja memperoleh hak
untuk memilih cara-cara sendiri dan menghibur diri dengan suatu ilusi tentang
otonomi.
3. Tujuan-tujuan
Terapi Transaksional
Tujuan dasar analisis
transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang
menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah
mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah
dibatasi oleh putusan-putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan
terhadap cara-cara hidup yang mandul dan deterministik. Inti terapi ini adalah
menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang manipulatif dan oleh
skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang
ditandai oleh spontanitas, dan keakraban.
4. Fungsi dan Peran
Terapis
Terapis membantu klien
dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan yang menyebabkan
klien membuat putusan-putusan dini tertentu, memungut rencana-rencana hidup,
dan mengembangkan strategi-strategi yang telah digunakannya dalam menghadapi orang
lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangkannya. Terapis membantu klien
memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternatif-alternatif guna
menjalani kehidupan yang lebih otonom.
Tugas terapis adalah
menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien dalam hubungannya dengan suatu
kontrak spesifik yang jelas yang diprakarsai oelh klien. Serta membantu agar
klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan. Terapis mendorong
dan mengajari klien agar lebih mempercayai ego orang dewasanya sendiri
ketimbang ego orang dewasa terapis dalam memeriksa putusan-putusan
lamanya dan dalam membuat putusan-putusan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar