Definisi Pengaruh
Pengaruh
sebagai esensi pengaruh sosial adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih
untuk mengubah sikap, belief, persepsi atau tingkah laku dari orang lain.
Kunci – kunci perubahan perilaku
Seperti
yang baru saja kami sebutkan, individu dapat dan sering kali melawan
tekanan kelompok. Pembelot yang
sendirian atau kaum minoritas kecil dapat bersikeras dengan pendapat mereka dan
menolak untuk ikut serta. Namun masih ada lanjutan dari cerita ini, sebagai
tambahan, ada berbagai contoh di mana orang-orang semacam itu minoritas dalam
kelompoknya dapat membalas pihak mayoritas
dan bahkan menggunakan, bukan hanya menerima pengaruh sosial. Sejarah
memberikan banyak contoh kejadian-kejadian
semacam ini. Raksasa ilmu pengetahuan seperti Galileo, Pasteur dan Freud
bisa dikatakan menghadapi mayoritas bulat yang ada pada awalnya menolak
pandangan mereka. Akan tetapi dengan perjalanan waktu, orang-orang terkenal
bisa mengatasi penolakan semacam itu dan mendapatkan penerimaan yang luas atas
teori mereka. Contoh yang paling mutakhir mengenai minoritas yang mempengaruhi
mayoritas ditunjukkan oleh kesuksesan kaum environmentalis. Pada awalnya,
orang-orang tersebut dipandang sebagai kaum radikal liar dengan ide-ide yang
aneh. Namun secara berangsur-angsur mereka berhasil mengubah sikap mayoritas,
sehingga kini banyak dari pandangan-pandangan mereaka yang diterima secara
luas.
Namun
kapankah tepatnya minoritas berhasil mempengaruhi mayoritas? Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mereka paling mungkin melakukan hal itu pada kondisi tertentu
(Monscovici,1985). Pertama, anggota kelompok tersebut harus konsisten dalam
menentang opini mayoritas. Jika mereka guncang atau nampak tercerai-berai,
pengaruh mereka berkurang. Kedua, anggota kelompok minoritas harus menghindari
tampilan yang kaku dan dogmatis (Mugny,1975). Minoritas yang hanya mengulang
posisi yang sama secara terus menerus akan lebih baik tidak persuasif daripada
yang menunjukkan suatu fleksibilitas. Ketiga, keseluruhan konteks sosial di
mana kaum minoritas beroperasi adalah penting. Jika suatu minoritas mendukung
posisi yang konsisten dengan kecenderungan sosial yang sedang berlangsung
(misalnya, pandangan konservatif pada saat tumbuhnya konservatisme),
kemungkinannya untuk mempengaruhi mayoritas lebih besar daripada ketika
minoritas mendukung posisi yang keluar dari jalur tren yang luas.
Tentu
saja, bahkan ketika kondisi-kondisi ini terpengaruh, kaum minoritas menghadapi
pertarungan yang keras dan sulit. Karena kekuatan mayoritas sangatlah besar,
terutama pada situasi sosial yang kompleks dan ambigu, di mana kelompok
mayoritas di pandang sebagai sumber informasi yang lebih terpercaya mengenai
apa yang benar dibandingkan dengan minoritas. Akan tetapi, dengan demikian
ancaman yang diberikan oleh mayoritas terhadap minoritas sebenarnya dapat
menjadi bantuan bagi minoritas. Penemuan terkini mengindikasikan bahwa karena
mereka merasakan kepedulian yang lebih besar mengenai menjadi benar (misalnya,
memiliki pandangan yang benar), minoritas cenderung memiliki perkiraan yang
terlalu besar atas jumlah orang memiliki pandangan yang sama. Dengan kata lain,
mereka mempersepsikan adanya dukungan yang lebih besar terhadap posisi mereka
daripada yang sebenarnya ada (Kenworthy & Miller, 2001). Hal ini dapat
menjadi pendorong dan berfungsi untuk menguatkan keyakinan minoritas agar
bertahan pada kemungkinan yang meragukan.
Model mempengaruhi perilaku
Jika
minoritas bertahan, pada akhirnya mereka bisa saja menang dan menemukan bahwa
pandangan mereka kini menjadi mayoritas; hal inilah yang tepatnya dialami oleh
gerakan environmentalis, seperti yang ditulis diatas. Akan tetapi apa yang
terjadi terhadap minoritas ketika mereka menjadi mayoritas? Dan apa yang terjadi
pada mayoritas ketika mereka jatuh dari posisi tersebut? Prisilin, Limbert dan
Bauer (2000) telah meneliti pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memperoleh
beberapa hasil yang mengejutkan. Berdasarkan penelitian yang lebih awal, mereka
memprediksi bahwa kehilangan yang dialami oleh kelompok mayoritas yang
minoritas akan lebih besar daripada yang dialami oleh minoritas yang menjadi
mayoritas (model asimetris). Untuk menguji hipotesis ini, mereka meminta
beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang untuk mendiskusikan pandangan
mereka mengenai perlindungan lingkungan. Tanpa di ketahui oleh partisipan, tiga
orang pada setiap kelompok asisten peneliti dan dua dari mereka bisa saja
setuju dengan partisipan pada sebagian besar isu (sehingga menempatkan orang tersebut
sebagai mayoritas) atau tidak setuju dengan partisipan (sehingga
menempatkan orang tersebut sebagai
minoritas). Dengan berjalannya diskusi,baik ketiga asisten mempertahankan
posisi mereka (kondisi tidak berubah) atau salah satu dari mereka berubah
(menjadi setuju dengan partisipan jika pada awalnya asisten tersebut tidak
setuju atau menjadi tidak setuju jika pada awalnya asisten tersebut setuju; kondisi ini adalah
kondisi perubahan parsial). Akhirnya pada kondisi ketiga (kondisi perubahan
total), dua orang asisten mengubah pandangan mereka.
Daftar
Pustaka :
Munandar,A.S.Psikologi
industri dan organisasi.Penerbit UIP
Wijono,Sutarto.(2010).Psikologi
industri dan organisasi.Jakarta:Penerbit Kencana
Robert,A.Baron,Donn
Byrne. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta:Penerbit Erlangga
Danang
Sunyoto.Perilaku Konsumen.Yogyakarta:Penerbit Center Of Academic Publishing
Service
Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi
Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
Sihotang. A. Drs. M.B.A.
(2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar