Modern Choice Approach to Participation
1.Decicion tree for Leadership dari Vroom dan Yetton
Teori kepemimpinan model Vroom dan Yetton ini merupakan
salah satu teori kontingensi. Teori kepemimpinan Vroom dan Yetton disebut juga
teori Normatif, karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentana gaya
kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Vroom danYetton
memberikan beberapa gaya kepemimpinan yang layak untuk setiap situasi.
Berikut ini saya akan memberikan subuah contoh pemimpin yang
menggunakan gaya atau model teori dari Vroom dan Yetton. Misalnya adalah suatu
pemerintahan di dalam masyarakat,dimana di dalam masyarakat ada ketua RT yang
bertugas mimimpin wilayah didaerah nya dan ada masyarakat sebagai anggota nya.
Ketika menemui suatu persolan atau permasalahan maka ketua RT akan mengumpulkan
warga nya yang berperan sebagai anggota untuk ikut berkumpul dan mencari
pemecahan masalah bersama-sama. Ketua RT akan menyampaikan permasalahan dan
meminta saran pemecahan kepada masyarrakatnya.Semua saran dari anggota di
tampung dan dievaluasi serta pemimpin dan para anggotanya bersama-sama mencari
alternatif pemecahan masalahnya. Semua alternative di evaluasi untuk mencapai
tujuan bersama dan untuk mencapai solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan.
Seorang ketua RT tidak mempengaruhi anggota masyarakat untuk mengikuti saran
darinya. Seorang ketua RT akan mengikuti saran alternatif pemecahan masalah
yang menurut para anggota nya adalah adalah alternatif yang paling baik. Seorang
ketua RT akan menerima saran pemecahan dan akan melaksanakan pemecahan yang di
dukung oleh seluruh anggota.
Menurut teori Vroom dan Yetton seorang ketua RT menggunakan gaya kepemimpinan G-II,dimana gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri :
Menurut teori Vroom dan Yetton seorang ketua RT menggunakan gaya kepemimpinan G-II,dimana gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri :
· Pemimpin
memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu kelompok.bersama-sama
mereka ,pemimpin menghasilkan dan menilai berbagai alternativepemecahan masalah
dan berusaha untuk mencapai suatu kesetujuan atau konsensus mengenai satu
pemecahan. Peran pemimimpin mirip seorang ketua. Pemimpin tidak mencoba untuk
mempengaruhi kelompok untuk menerima pemecahan. Pemempin bersedia untuk
menerima dan melaksanakan setiap pemecahan yang didukung oleh seluruh anggota
kelompok.
2.Contingency theory of Leadership dari Fiedler
Model ini menyatakan bahwa keefektifan suatu kelompok bergantung pada:
· Hubungan
dan interaksi pemimpin dan bawahannya
· Sejauh
mana pemimpin mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi.
Dalam hal yang pertama dapat dinilai dengan kuisoner LPC
(Least Prepered Coworker)
• Jika skor LPC tinggi, maka pemimpin berorientasi pada hubungan
• Jika skor LPC rendah, maka pemimpin berorientasi pada tugas.
• Jika skor LPC tinggi, maka pemimpin berorientasi pada hubungan
• Jika skor LPC rendah, maka pemimpin berorientasi pada tugas.
Misalnya didalam lingkungan bermasyarakat ketua RT setiap
minggunya mengajak masyarakatnya untuk melakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar. Dimana kerja bakti tersebut diadakan agar mempererat
hubungan antara ketua RT dengan warganya dan warga dengan sesama warga yang
lain. Dalam kerja bakti tersebut ketua Rt membimbing warganya untuk sama-sama
bekerjasama dan dari kegiatan tersebut dapat diperoleh suatu manfaat agar ketua
RT dapat mengenal warga lebih jauh dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap
sesama.Tujuan ketua RT bukan hanya untuk menjadikan kampungnya bersih,tetapi
lebih kepada mempererat hubungan interpersonal diantara mereka.
Dari sini dapat dilihat bahwa ketua RT tersebut memilik skor
LPC yang tinggi. Karena dia lebih berfokus pada hubungan dengan warganya.
3.Path Goal Theory
Model path-goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari
dua fungsi dasar:
· Fungsi
pertama; member kejelasan alur.
· Fungsi
kedua; adalah meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya.
Misalnya didaerah Kalideres ada yang mengadakan arisan peket
sembako, dimana ketua arisan paket sembako setiap tiga bulan sekali mengadakan
rapat dengan para kordinator untuk meningkatkan kinerja kordinator. Didalam
rapat tersebut para kordinator memberikan saran untuk memperbaiki hasil dari
isi paket sembako tersebut, mengadakan hiburan setiap dua bulan sekali,dan
ketua arisannya juga berkonsultasi kepada mereka dalam pengelolahan keuangan
dari arisan tersebut.
Diatas merupakan contoh dari kepemimpinan partisipatif (participative leadership), dimana pemimpinnya berkonsultasi dengan bawahan dan mengambil saran-saran dan ide mereka. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
Diatas merupakan contoh dari kepemimpinan partisipatif (participative leadership), dimana pemimpinnya berkonsultasi dengan bawahan dan mengambil saran-saran dan ide mereka. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
Daftar pustaka:
Munandar,A.S.Psikologi industri dan organisasi.Penerbit UIP
Wijono,Sutarto.(2010).Psikologi industri dan
organisasi.Jakarta:Penerbit
KencanaRobert,A.Baron,Donn Byrne. Psikologi Sosial Jilid 2
Edisi Kesepuluh. Jakarta:Penerbit
Erlangga
Danang Sunyoto.Perilaku Konsumen.Yogyakarta:Penerbit Center
Of Academic Publishing Service
Tidak ada komentar:
Posting Komentar